Bagi banyak orang, mendaki gunung adalah kegiatan menantang sekaligus menyenangkan. Namun, di balik keindahannya, gunung juga menyimpan kisah misteri yang sering membuat bulu kuduk merinding. Kali ini, saya ingin membagikan sebuah cerita horor pendakian yang benar-benar membuat saya percaya bahwa ada hal-hal di luar logika manusia.
Awal Pendakian
Pendakian dimulai pada sore hari bersama tiga teman dekat. Cuaca saat itu cukup cerah, meski angin terasa dingin menusuk. Kami berencana bermalam di pos tiga, lalu melanjutkan perjalanan ke puncak keesokan paginya. Sejauh itu, semuanya terasa normal. Namun, perlahan suasana mulai berubah begitu matahari terbenam.
Suara di Tengah Hening
Sekitar pukul delapan malam, ketika kami sedang duduk di depan tenda, terdengar suara seperti langkah kaki di semak-semak. Awalnya kami mengira itu hewan liar. Namun, semakin lama suara itu terdengar seperti seseorang berjalan mendekat. Anehnya, ketika kami menyorotkan senter, tidak ada siapa pun di sana. Suara itu muncul lagi beberapa kali, selalu berhenti ketika kami mencoba mencari sumbernya.
Sosok di Jalur Pendakian
Keesokan paginya, sekitar jam lima, kami melanjutkan perjalanan menuju puncak. Saat melewati jalur menanjak yang cukup curam, saya melihat sosok pendaki lain berjalan di depan kami. Ia memakai jaket tebal berwarna merah, dengan langkah pelan tapi stabil. Kami sempat ingin menyapanya, tetapi ketika jarak hanya tinggal beberapa meter, sosok itu tiba-tiba menghilang di balik tikungan sempit. Anehnya, setelah kami sampai di tikungan tersebut, jalurnya kosong—tidak ada orang, tidak ada jejak.
Keanehan di Puncak
Saat tiba di puncak menjelang siang, kabut tebal tiba-tiba menyelimuti area sekitar. Di tengah kabut itu, samar-samar terdengar suara orang berbicara. Suaranya seperti percakapan beberapa orang, meski kami jelas tahu bahwa hanya ada sedikit pendaki di atas. Ketika kami mencari arah suara, kabut semakin pekat, membuat jarak pandang tidak lebih dari dua meter. Rasa dingin yang menusuk seakan berubah menjadi tekanan mencekam.
Malam Kedua yang Mencekam
Kami memutuskan turun ke pos dua untuk bermalam sebelum kembali ke basecamp. Malam itu jauh lebih aneh dari sebelumnya. Saat semua teman sudah tertidur, saya terbangun karena mendengar suara perempuan memanggil nama saya. Suaranya jelas, lembut, tapi terasa tidak wajar. Saya mencoba membangunkan teman di sebelah, namun ia tetap terlelap. Suara itu terus berulang, hingga akhirnya berhenti begitu saja setelah saya membaca doa dengan penuh rasa takut.
Misteri yang Sulit Dijelaskan
Ketika kami kembali ke basecamp keesokan harinya, kami berbincang dengan pendaki lain. Ternyata, banyak orang juga pernah mengalami kejadian serupa di gunung itu—dari penampakan sosok misterius hingga suara gaib yang sulit dijelaskan. Hal tersebut membuat saya yakin bahwa gunung bukan sekadar alam indah, tetapi juga tempat dengan misterinya sendiri.
Kesimpulan
Cerita ini bukan untuk menakut-nakuti, melainkan pengingat bahwa setiap gunung memiliki energi dan kisah yang tak bisa dijelaskan logika. Pengalaman mendengar suara langkah, melihat sosok hilang, hingga mendengar suara gaib membuat saya percaya bahwa ada “penghuni” lain di gunung. Cerita horor pendakian ini tetap menjadi pengalaman paling menegangkan sekaligus tak terlupakan dalam hidup saya.
